Hari ini adalah jumat ke dua sebagai seorang suami dan juga ayah bagi keluarga kecilku. Jumat ini adalah jumat pertama aku kerja lagi dan kembali menyusuri jalanan ibukota dengan Varah, motor merah yang biasa kutumpangi. Rute tempuh lebih jauh dari terakhir kali aku menumpang Varah, tapi sepertinya tak terasa sejauh itu karena Alhamdulillah jalannya lancar. Mungkin karena justru kepagian berangkatnya :P
Sudah seminggu penuh pulang pergi dengan TransJakarta, menempuh perjalanan yang pastinya macet (jakarta bagaikan sayur tanpa garam kalau tidak macet :D). Berangkat dari rumah sebelum jam 7 dan tidak terlalu masalah walaupun TransJ penuh, karena masih wangi-wangi dan segar (kecuali kalau ada niatan baru mau mandi di kantor :p), tapi rute pulangnya yang jadi agak berat. TransJ yang langsung ke halte dekat rumah amat sangat jarang, jadi mau gak mau harus transit. Sayangnya halte transitnya kecil banget, padahal calon penumpang malah banyak dan menuju ke 2 arah. Jadilah menumpuk di dalam halte dan antri sampai ke jembatan penghubung antar halte. Gerah, sumpek sampai berkeringat, ditambah dengan aroma yang sudah bercampur dari semua calon penumpang. Pffftt... mesti pinter-pinter atur pernafasan nih :D
Setelah menunggu sekian lama dan perjalanan (yang lagi-lagi melewati kemacetan) sekian lama, rasa lelah makin terasa. Untungnya langsung disambut istri, anak dan keluarga lainnya. Terlebih lagi, sejak dari siang, istri sudah memberikan bocoran menu masakan untuk hari ini :)
Sudah seminggu penuh pulang pergi dengan TransJakarta, menempuh perjalanan yang pastinya macet (jakarta bagaikan sayur tanpa garam kalau tidak macet :D). Berangkat dari rumah sebelum jam 7 dan tidak terlalu masalah walaupun TransJ penuh, karena masih wangi-wangi dan segar (kecuali kalau ada niatan baru mau mandi di kantor :p), tapi rute pulangnya yang jadi agak berat. TransJ yang langsung ke halte dekat rumah amat sangat jarang, jadi mau gak mau harus transit. Sayangnya halte transitnya kecil banget, padahal calon penumpang malah banyak dan menuju ke 2 arah. Jadilah menumpuk di dalam halte dan antri sampai ke jembatan penghubung antar halte. Gerah, sumpek sampai berkeringat, ditambah dengan aroma yang sudah bercampur dari semua calon penumpang. Pffftt... mesti pinter-pinter atur pernafasan nih :D
Setelah menunggu sekian lama dan perjalanan (yang lagi-lagi melewati kemacetan) sekian lama, rasa lelah makin terasa. Untungnya langsung disambut istri, anak dan keluarga lainnya. Terlebih lagi, sejak dari siang, istri sudah memberikan bocoran menu masakan untuk hari ini :)